• September 21, 2023

Titik Balik Manchester City, Bangkit dan Juara Liga Inggris

Masih ingat sebuah kabar yang menggemparkan ketika Manchester City diduga terkena kasus besar dan akan dihukum berat? Ya, itu adalah sebuah kasus yang sangat mengganggu pasukan Pep.

Masalah demi masalah lainnya pun menyertai The Citizens. Namun apa yang menyebabkan mereka mampu bangkit dari keterpurukan itu dan malah jadi perkasa? Berikut ini kronologinya.

Pep dan Cancelo

Sejak cemerlangnya robot baru mereka, Erling Haaland, sepertinya musim ini akan mulus-mulus saja bagi The Citizens. Namun siapa sangka fase keterpurukan perlahan mulai menghantui mereka.

Dimulai dari konflik antara Pep Guardiola dengan salah satu bek sayapnya, Joao Cancelo.
Periode hubungan mereka yang renggang dimulai ketika penampilan Cancelo dinilai menurun. Ia juga jarang dimainkan ketika Piala Dunia oleh timnas Portugal. Pasca Piala Dunia pun, ia ternyata jarang dimainkan lagi oleh Pep.

Hal itulah yang memicu cekcok antara keduanya. Cancelo tak terima dicadangkan. Sedangkan Pep menganggap skuadnya butuh persaingan. Namun, waktu dijadikan starter, eh malah City mengalami kekalahan. Seperti yang terjadi kala melawan Soton di Piala Liga maupun MU di Liga Inggris. Dengan hasil itu, Pep jadi tak terkesan lagi dengan performanya.

Selain itu, ia juga jarang terlibat kumpul dengan rekan-rekan City yang lain. Ia malah sibuk mengontak agennya, Jorge Mendes untuk segera cari peluang klub lain yang mau menampungnya. Nah, dari situlah manajemen melihat gestur Cancelo itu dinilai sangat mengganggu tim. Maka dari itu, daripada masalah berlanjut, manajemen dan Pep memutuskan untuk meminjamkannya ke Bayern Munchen.

Kalah, Kalah, dan Kalah

Kemudian fenomena keterpurukan City di paruh musim terlihat secara hasil. Dimulai dari kekalahan 2-0 atas tim medioker Southampton di Piala Liga. Bagaimana ceritanya, klub yang selama ini mendominasi Piala Liga harus takluk oleh klub yang sedang pesakitan di papan bawah klasemen? Hal itu menjadi pukulan besar dan mengganggu mental anak asuh Pep.

Kekalahan-kekalahan berikutnya pun menghampiri Manchester City. Mereka takluk dari MU di Old Trafford 2-1. Lalu dikalahkan Tottenham Hotspur ketika melakoni partai away 1-0.

Rentetan kekalahan tersebut tak bisa dimaklumi bagi klub sebesar City. Tak ada alasan lain lagi bagi Pep. Masalah Inilah sebenarnya yang sedang dipikirkan dan dicari solusinya oleh Pep dengan serius.

Kasus Dan Ancaman Hukuman

Saat tim sedang berbenah, eh malah ditimpa masalah yang jauh lebih besar lagi. Pada bulan Februari 2023, Manchester City diduga terlibat beberapa kasus pelanggaran Financial Fair Play (FFP) dalam kurun waktu tahun 2009 hingga 2018.

Atas dugaan tersebut, selama investigasi yang berjalan empat tahun ke depan, FA berhak memberikan hukuman bagi Manchester City jika terbukti bersalah. Tak main-main, hukumannya adalah pengurangan poin, pencopotan gelar, hingga degradasi.

Siapa yang tak kaget mendengar kabar tersebut? Semua skuad termasuk Pep sontak terkejut. Namun apa yang dilakukan? Mereka hanya pasrah dan menerima kenyataan sambil menjalankan sisa akhir musim ini.

Pep dan 3-2-4-1

Ajaibnya, justru setelah adanya akumulasi masalah tadi, City malah bisa bangkit. Mental mereka tak turun. Mereka malah ingin menunjukan di sisa akhir musim ini, bahwa mereka masih yang terbaik di Liga Inggris.

Pep pun demikian. Ia berusaha dengan pihak manajemen menenangkan para pemain sekaligus mencari cara agar tim ini bangkit kembali. Dengan cara apa Pep melakukannya? Ia terus bereksperimen dan akhirnya menemukan format baru bagi City.

Ya, 3-2-4-1 adalah formasi baru yang diracik oleh Pep. Nah, apa sih uniknya formasi ini? Ternyata sejak rumor hengkangnya Cancelo, Pep berupaya menyiasatinya dengan mengubah cara bermain yang tak menggunakan bek sayap.

Walker atau Akanji ditempatkan di tiga bek sebelah kanan. Sementara Ake atau Laporte bergantian menempati tiga bek sebelah kiri. Sedangkan di posisi gelandang bertahan, Rodri akhirnya punya partner yang bisa membuat City β€œmenang jumlah” atas gelandang lawan ketika membangun serangan.

Sementara itu, Gundogan dan De Bruyne lebih difungsikan lebih menyerang sisi Half Space lawan. Sementara dua sayap serangnya, masih berfungsi sama seperti format sebelumnya, yakni untuk menguasai lebar lapangan.

Fenomena Rico Lewis

Di saat Pep hubungannya tak baik dengan Cancelo. Ia sempat mencoba pemuda bernomor punggung 82, Rico Lewis sebagai partner Rodri sebagai gelandang bertahan.

Namun Pep tentu tahu. Lewis adalah pemain yang masih terlalu muda. Ia tak bisa dibebankan untuk terus-menerus dipaksa main bagus. Terbukti, fase penurunan pun mulai dialami Lewis.

Tepatnya ketika laga melawan Spurs di bulan Februari 2023. Ia melakukan kesalahan elementer yang membuat City akhirnya kalah 1-0. Mulai saat itulah, Pep mengevaluasinya.

Peran Baru John Stones

Lantas siapa dong yang bisa menjadi partner yang tepat bagi Rodri di formasi baru Pep itu? Ya, jawabannya adalah John Stones. Revolusi peran Stones ini mengejutkan. Bagaimana bisa bek tengah yang lumayan lambat dan kadang blunder, ditempatkan di lini tengah?

Pep tentu tahu mengapa Stones ditempatkan di posisi baru itu. Di situ Stones selain terlibat dalam membangun serangan, sekaligus bisa menjadi back up bagi pemain belakang ketika kondisi City diserang. Ketika terkena counter attack lawan pun, Stones bisa dengan cepat menutup bek tengah maupun bek kanan.

Dan terbukti hasilnya. Sejak Stones menempati posisi itu pada laga Liga Champions melawan Leipzig yang berkesudahan 7-0, City makin gacor. Stones juga tak lupa menghasilkan gol di posisi barunya itu. Seperti kala melawan Leicester maupun Arsenal di Etihad.

Tak Terkalahkan

Nah, sejak formasi 3-2-4-1 serta peran baru Stones itulah, Manchester City menjadi tim yang belum terkalahkan di semua kompetisi. Bayangkan, terakhir kali City kalah yakni ketika tandang ke Spurs pada laga Liga Inggris tanggal 5 Februari 2023. Setelah itu, tuah 3-2-4-1 Pep menerkam semua lawan-lawanya.

Hingga pekan ke-37 Liga Inggris, The Citizens sudah 25 kali tak terkalahkan di semua kompetisi. Mereka sekaligus mampu mengkudeta Arsenal dari puncak klasemen dan menjadi juara Liga Inggris.

Mereka juga berhasil lolos ke final Piala FA dan Liga Champions musim ini. Semakin dekat saja untuk meraih treble winner musim ini. Namun, yang perlu dicatat dari semua ini adalah, titik balik dan proses yang dilalui City setelah beberapa masalah melandanya pada paruh musim.

Terlepas dari fenomena olengnya Arsenal, tapi kalau Manchester City tak bisa bangkit dari keterpurukan itu, toh sama saja. Manchester City tak bakal bisa mencapai titik ini. Dan, tak berlebihan juga jika mengatakan mereka adalah tim terbaik di dunia saat ini.

Sumber Referensi : mirror, skysports, dailymail, theathletic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *