• September 27, 2023

Skuad Terakhir Kali Inter Milan Juara Liga Champions dan Nasibnya Sekarang?

Setelah mengalahkan sang rival abadi, AC Milan di babak semifinal, Inter berhak atas satu tiket ke Istanbul guna menghadang Manchester City di partai puncak. Perlu diketahui, terakhir kali Inter Milan juara Liga Champions adalah pada tahun 2010 silam. 

Pada zaman itu, Inter masih jadi destinasi favorit para pemain-pemain top. Jadi, tak heran apabila skuadnya berisikan pemain-pemain bintang. Lantas, apa kabar skuad Inter Milan yang menjuarai Liga Champions 2010 sekarang?

Julio Cesar

Pemain pertama yang berjasa dalam mengantarkan Inter Milan ke tangga juara Liga Champions 2010 adalah Julio Cesar. Penjaga gawang asal Brazil ini sudah bergabung dengan Inter sejak 2005. Di awal kedatangannya, ia bukan pilihan utama. Ia malah menjalani masa peminjaman ke Chievo Verona.

Perlahan namun pasti, Cesar mulai membangun reputasi sebagai salah satu kiper terbaik di Eropa. Mantan penjaga gawang Benfica itu jadi pemain yang berperan penting dalam raihan treble winner Inter Milan musim 2009/10. Dua tahun setelah menjuarai UCL, Cesar bergabung dengan QPR. Sempat pulang ke Flamengo, ia memutuskan pensiun tahun 2018. Kini ia aktif sebagai duta UNICEF dan sesekali terlibat dalam kegiatan Inter Milan.

Lucio

Selanjutnya ada Lucio. Pemain yang sama-sama berasal dari Brazil ini menjadi salah satu pemain belakang yang diandalkan Jose Mourinho di musim 2009/10. Di masa kejayaannya bersama Inter Milan, Lucio dikenal sebagai bek yang lugas dan tangguh saat berduel dengan striker-striker lawan.

Namun, performanya mulai menurun seiring kepergian sang pelatih yang memutuskan untuk hengkang ke Real Madrid pada tahun 2010. Meski begitu, ia masih bertahan di Inter selama dua musim sebelum akhirnya hengkang ke Juventus pada tahun 2012. Ia gagal total di Juve dan akhirnya berkarir di India dan menutup perjalanan karirnya di Brazil. Lucio memutuskan pensiun pada tahun 2020 dan menjadi komentator sepakbola.

Walter Samuel

Sebagai tandem Lucio, Jose Mourinho memasang Walter Samuel. Pemain asal Argentina ini bergabung dari Real Madrid pada tahun 2005 dan langsung menjadi andalan di sektor pertahanan Inter. Perannya tak tergantikan di ajang Liga Champions musim 2009/10.

Setelah sembilan musim mengabdi di San Siro, Walter Samuel hengkang ke Basel pada tahun 2014. Ia membuat 47 penampilan untuk klub sebelum gantung sepatu pada usia 38. Pasca pensiun, ia tetap berkecimpung di dunia sepakbola. Kini, ia menjabat sebagai asisten pelatih di Timnas Argentina dan membantu negaranya itu menjuarai Piala Dunia 2022 di Qatar.

Maicon

Di sisi bek kanan, ada satu pemain asal Brazil lagi, yakni Maicon. Pemain yang pernah berseragam AS Roma ini memang menjalani musim-musim terbaiknya bersama Inter Milan. Selama enam musim membela Nerazzurri, Maicon telah meraih empat trofi Serie A dan satu trofi Liga Champions yang didapat pada musim 2009/10.

Keberadaannya di Inter bahkan sampai menggeser posisi Javier Zanetti di sektor kanan. Dengan adanya Maicon, Zanetti bahkan sesekali harus mengalah. Bek asal Argentina itu dipaksa bermain di posisi bek kiri maupun gelandang bertahan. Maicon berseragam Inter hingga tahun 2012. Setelah itu, ia berkelana ke Inggris dan beberapa klub Brazil sebelum akhirnya pensiun di klub San Marino, Tre Penne pada tahun 2021.

Cristian Chivu

Di sektor kiri, ada Cristian Chivu. Selain Petr Cech, Chivu adalah salah satu pemain yang identik dengan helm pengaman saat sedang turun ke lapangan. Bek asal Rumania itu sebetulnya tak begitu istimewa di era kepelatihan Jose Mourinho. Namun, performanya tiba-tiba meningkat pesat ketika Inter berlaga di semifinal Liga Champions 2009/10.

Mengumpulkan 169 penampilan di semua kompetisi, Chivu meraih beberapa trofi bergengsi. Setelah mengangkat Si Kuping Besar pada tahun 2010, Chivu masih bertahan di Inter hingga tiga tahun ke depan sampai akhirnya memutuskan untuk pensiun di usia 33 tahun pada 2014 silam. Setelah pensiun, ia mengambil lisensi kepelatihan dan kini melatih Inter Milan U-19.

Javier Zanetti

Seperti yang sudah disampaikan tadi, Jose Mourinho sesekali memasang Javier Zanetti sebagai gelandang bertahan musim 2009/10. Meski sudah berusia 36 tahun saat membantu Nerazzurri meraih gelar Liga Champions ketiga, Zanetti tetap dipercaya menjadi kapten tim hingga tiga tahun kedepan.

Setelah 19 tahun mengabdi pada Inter, Zanetti memutuskan pensiun pada Juli 2014. Setelah gantung sepatu, bek asal Argentina itu langsung mengambil bagian di manajemen Inter Milan. Sejak 2014 hingga sekarang, Zanetti menjabat sebagai wakil Presiden Inter Milan.

Wesley Sneijder

Sebagai partner Zanetti, Jose Mourinho biasanya menurunkan Wesley Sneijder. Meski jadi pemain paling muda dalam skuad, ia memainkan peran vital sebagai roda penggerak tim dari lini tengah. Umpan-umpan akurat dan daya jelajahnya yang tinggi sangat membantu Inter Milan dalam menjuarai Liga Champions 2009/10.

Setelah merajai Eropa, Sneijder masih berseragam Inter hingga musim 2012/13 sebelum akhirnya hengkang ke Galatasaray pada Januari 2013. Sempat berkelana ke Prancis dan Qatar, pemain yang mengantarkan Timnas Belanda ke partai final Piala Dunia 2010 itu pensiun di tahun 2019. Kini, pria berusia 38 tahun itu menjabat sebagai penasehat strategis salah satu klub lokal Belanda, DHSC Utrecht.

Dejan Stankovic

Dejan Stankovic melengkapi trio lini tengah Inter Milan pada musim 2009/10. Sebetulnya Stankovic tak selalu menjadi pilihan utama Jose Mourinho, ia bergantian dengan Esteban Cambiasso untuk mengisi posisi ini. Berbeda dengan Sneijder, gelandang asal Serbia itu mengemban peran sebagai gelandang yang lebih menyerang.

Sama halnya dengan Javier Zanetti dan Cristian Chivu, Stankovic pensiun di Inter. Ia memutuskan untuk gantung sepatu pada usia 33 tahun. Pasca rehat dari dunia sepakbola, ia memfokuskan diri dalam kursus kepelatihan. Kini ia memegang lisensi UEFA Pro dan tengah melatih tim yang baru saja terdegradasi dari Serie A, Sampdoria.

Samuel Eto’o

Di lini depan, Jose Mourinho menggunakan tiga striker. Pilihan pertama jatuh pada Samuel Eto’o yang baru didatangkan dari Barcelona. Kala itu, ia ditukar dengan Zlatan Ibrahimovic. Musim 2009/10 merupakan musim perdana Eto’o bersama Inter dan ia langsung meraih sukses dengan tim barunya itu. 

Meski berposisi asli sebagai striker tengah, Eto’o bermain sebagai sayap kanan musim tersebut. Setelah menjuarai UCL, Eto’o hanya bertahan semusim sebelum akhirnya hengkang ke Anzhi Makhachkala. Karena Anzhi bangkrut, ia sempat menjajal Premier League bersama Chelsea dan Everton, sebelum akhirnya pensiun di Qatar. Setelah pensiun, ia terpilih menjadi presiden dari federasi sepakbola Kamerun.

Diego Milito

Striker tengah diisi oleh pemain asal Argentina, Diego Milito. Ia jadi bintang saat menghadapi Bayern Munchen di partai puncak Liga Champions musim 2009/10. Bagaimana tidak? Dua gol yang bersarang ke gawang Hans-Jorg Butt merupakan buah dari aksi striker yang wajahnya mirip Sylvester Stallone ini.

Milito mencetak 30 gol di semua kompetisi musim itu. Catatan tersebut membuatnya menjadi pemain terbaik Serie A musim 2009/10. Musim itu jadi musim debut yang sempurna bagi Milito. Setelah menjuarai Liga Champions, Milito masih berseragam Inter hingga tahun 2014. Sempat pulang kampung dan menjadi Direktur Teknik Racing Club periode 2019/20, kini Milito berstatus nganggur.

Goran Pandev

Pemain terakhir dalam skuad Inter Milan yang menjuarai Liga Champions adalah Goran Pandev. Pemain asal Makedonia Utara ini barangkali jadi pemain yang paling beruntung. Pasalnya, Pandev baru bergabung dengan Inter di pertengahan musim 2009/10 dan langsung mengangkat trofi Liga Champions di akhir musim.

Pandev tak memiliki karir yang gemilang di Inter. Sebagian besar masanya di Inter dihabiskan sebagai pemain pinjaman di Napoli. Setelah hengkang dari Inter pada tahun 2012, Pandev sempat berkarir di beberapa klub Italia seperti Parma dan Genoa. Namun, pada tahun 2022, ia memutuskan pensiun. Kini, Pandev fokus mengelola sekolah sepakbola yang didirikannya bernama Akademija Pandev.

Sumber: BBC, The 42, Sky Sport, Transfermarkt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *