• September 21, 2023

Sangar! Ini Para Pelatih Liga Arab Saudi yang Punya CV Mentereng

Arab Saudi masih menjadi perbincangan hangat di kancah sepak bola. Datangnya pemberitaan sepak bola hari ini tidak luput dari Liga Pro Arab Saudi. Keberhasilan tim-tim Arab Saudi mendatangkan pemain berlabel bintang Eropa menjadi pemicunya. Apalagi mereka yang melakukannya adalah klub-klub yang boleh dibilang klub “pelat merah”.

Selain gencarnya pemain Eropa hijrah ke Arab Saudi, mulai dari yang tua-tua seperti Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo sampai pemain muda yang masih berusia 21 tahun seperti Gabriel Viega, tak sedikit klub Arab Saudi kini juga mempunyai pelatih yang dengan curriculum vitae yang mentereng.

Malahan tidak sedikit klub-klub Arab Saudi bukan hanya mendatangkan pemain Eropa, tapi juga pelatih dari Benua Biru. Nah, berikut ini adalah pelatih dengan CV mentereng yang melatih tim-tim di Liga Pro Arab Saudi.

Cosmin Contra (Damac FC)

Damac FC bukanlah klub masyhur di Arab Saudi. Ia tidak termasuk dalam empat tim yang didanai oleh PIF. Tidak ada juga rumor transfer mencengangkan dari klub yang bermarkas di Khamis Mushait ini. Namun, klub ini mempunyai pelatih yang CV-nya lumayan mentereng, lho.

Yup, orang itu adalah Cosmin Contra. Apa, kamu tidak pernah mendengar nama ini? Wajar saja soalnya Contra adalah pemain yang merengkuh kesuksesan di awal tahun 2000-an. Contra pernah berseragam Deportivo Alaves, AC Milan, Atletico Madrid, sampai Getafe.

Ia juga menjadi salah satu pilar penting bagi Timnas Rumania. Seperti misalnya di ajang EURO 2008. Pemain yang pernah menjadi pemain terbaik Rumania tahun 2001 ini melanjutkan kariernya sebagai manajer usai pensiun tahun 2011.

Sebagai pelatih, Contra lumayan sukses di Rumania. Ia meraih trofi Romania League Cup musim 2016/17 bersama FC Dinamo 1948 dan Romanian Cup bersama Petrolul Ploiesti. Sebelum melatih Damac, Contra pernah melatih Al-Ittihad.

Steven Gerrard (Ettifaq)

Pada Juli 2023, Al-Ettifaq memberi kejutan ketika merekrut Steven Gerrard. Padahal menurut laporan ESPN, eks pemain Liverpool itu sempat menolak untuk melatih. Tapi setelah dibujuk Gerrard akhirnya terbuka untuk menukangi tim yang bermarkas di Dammam, Arab Saudi itu.

Presiden klub Khalid Al-Dabal mengungkapkan kebahagiaannya setelah berhasil membuat Gerrard menandatangani kontrak berdurasi dua tahun. “Dia tidak asing dengan trofi. Seorang legenda yang membawa sejarah gemilang dan masa depan cerah bagi Ettifaq,” demikian pernyataan resmi dari klub.

Pernyataan Al-Ettifaq sama sekali tidak keliru. Saat merumput, pemain yang dijuluki “hokage” itu memang bermandikan trofi. Liga Champions, Piala Super Eropa, Liga Eropa, Piala Liga, Piala FA, Community Shield, sampai UEFA Best Player pernah diraih Gerrard. Namun, pernyataan itu bisa jadi keliru besar kalau melihat rekam jejak Gerrard sebagai pelatih.

Betul Gerrard membawa Rangers juara Liga Skotlandia musim 2020/21. Akan tetapi ketika melatih tim Inggris, Aston Villa, Gerrard gagal mengangkat performa tim. Malahan belum genap 12 bulan melatih, Gerrard sudah didepak oleh tim yang bermarkas di Villa Park itu.

Luis Castro (Al-Nassr)

April 2023 lalu, Al-Nassr resmi memberhentikan Rudi Garcia sebagai pelatih. Rudi kini menukangi Napoli. Usai tak ditukangi pelatih kelahiran Nemours, Prancis itu, Al-Nassr menunjuk Luis Castro. Konon penunjukkan Castro ini atas “mandat” dari empunya Al-Nassr, Cristiano Ronaldo.

Seumur-umur CR7 memang belum pernah dilatih Castro. Tapi keduanya memiliki koneksi karena sesama orang Portugal. Sama seperti pelatih-pelatih lainnya, Castro adalah mantan pemain yang memutuskan pensiun tahun 1997. Kariernya kemudian berlanjut sebagai pelatih, meski harus memulainya dari lingkup kecil.

Nama Castro mulai harum ketika melatih tim Ukraina, Shakhtar Donetsk antara tahun 2019 sampai 2021. Selain menjuarai Liga Ukraina musim 2019/20, Castro juga membantu Shakhtar Donetsk melangkah ke semifinal Liga Eropa di musim yang sama.

Setelah dari Shakhtar, ia mencari pengalaman di Asia dengan melatih klub Qatar, Al-Duhail. Namanya makin harum setelah membawa tim itu juara Emir Cup. Kemudian ia pindah ke klub ambisius Brasil, Botafogo. Di sana Castro menyumbangkan trofi Taca Rio.

Setelah dari sana, kabarnya Ronaldo memberikan rekomendasi ke Castro agar ia melatih Al-Nassr. Ia pun setuju dan bergabung ke Al-Nassr. Di sana trofi Liga Champions Arab sudah berhasil direngkuh.

Jorge Jesus (Al-Hilal)

Sementara Al-Nassr dilatih Castro, Al-Hilal ditukangi pelatih kenamaan lainnya, Jorge Jesus. Siapa yang tak kenal Jorge Jesus? Ia ditunjuk untuk menukangi klub hingga musim 2023/24 selesai. Meskipun sebetulnya pelatih asal Portugal sudah pernah melatih Al-Hilal antara tahun 2018-2019.

Jesus membangun reputasinya sebagai pelatih sejak menukangi Benfica tahun 2009. Bersama tim Portugal itu, belasan trofi sudah diraih. Selama melatih Benfica, Jesus kerap meraih trofi domestik. Ia pernah membawa Benfica tiga musim beruntun juara di Piala Liga Portugal dari musim 2009/10 sampai 2011/12.

Jesus bahkan pernah meraih treble domestik di Benfica pada musim 2013/14. Ia juga pernah setidaknya membawa Benfica di dua final Liga Eropa dan mencatatkan berbagai rekor. Ia hampir selalu memberikan trofi kepada tim yang dilatih. Di Al-Hilal saja ia sudah memberikan trofi Piala Super Arab Saudi musim 2018/19.

Slaven Bilic (Al-Fateh)

Tim di luar PIF lainnya, Al-Fateh juga merekrut manajer kenamaan, Slaven Bilic. Bilic mungkin tidaklah asing di telinga kita. Bilic yang menggantikan Giorgos Donis di Al-Fateh adalah mantan pemain yang malang melintang di Eropa. Ia pernah bermain untuk West Ham dan Everton.

Karier kepelatihannya dimulai dari Hajduk Split. Ia juga pernah memimpin Timnas Kroasia U21 tahun 2004 hingga 2006. Namanya sebagai pelatih kemudian makin melambung ketika melatih Timnas Kroasia di EURO 2008. Bilic memberi kesan manis ketika membawa Kroasia ke perempat final ajang tersebut.

Bilic tak lagi melatih timnas tahun 2012. Ia lanjut melatih klub seperti Lokomotiv Moscow, Besiktas, sampai West Ham. Bersama mantan klubnya itu, Bilic meraih hasil positif, termasuk dua kali membawa West Ham ke kualifikasi Liga Eropa. Kini ia melatih Al-Fateh. Kontraknya akan berakhir tahun 2025 mendatang.

Matthias Jaissle (Al-Ahli)

Al-Ahli juga tak mau ketinggalan merekrut pelatih top. Mereka berhasil memboyong eks manajer RB Salzburg, Matthias Jaissle ke Jeddah, Arab Saudi. Al-Ahli berpisah dengan manajer Pitso Mosimane yang sebetulnya baru ditunjuk September 2022 lalu pada Juni 2023.

Padahal pelatih asal Afrika Selatan ini membantu Al-Ahli promosi musim lalu. Jaissle kemudian menggantikannya. Al-Ahli memang telah menjalin pembicaraan dengan Jaissle ketika sudah memecat Mosimane. Dan pihak Salzburg yang belum memecatnya untuk sementara selama masa negosiasi dengan Al-Ahli.

Manajer yang masih berusia 35 tahun itu pun sepakat gabung Al-Ahli. Ini cukup mengejutkan. Melatih Salzburg adalah loncatan karier bagi pria Jerman itu. Apalagi di klub Austria, Jaissle sudah memenangkan gelar Bundesliga Austria dua kali dan sekali meraih trofi Piala Austria.

Tidak hanya itu, Salzburg di tangannya juga berhasil memenangkan 64 laga dan hanya kalah sembilan kali, sisanya berakhir imbang. Bahkan persentase kemenangan Jaissle di Salzburg lumayan tinggi, yaitu 68%. Dengan gabung Al-Ahli, ia akan melatih pemain seperti Riyad Mahrez, Edouard Mendy, sampai Roberto Firmino.

Nuno Espirito Santo (Al-Ittihad)

Dan…. yang terakhir adalah Nuno Espirito Santo yang sudah menukangi Al-Ittihad sejak musim lalu. Benar, saat nganggur setelah dipecat Tottenham Hotspur tahun 2021, Nuno menerima pinangan Al-Ittihad pada awal musim lalu. Sebagai seorang pelatih, ia memang tidak punya trofi mengkilap.

Salah satu yang mungkin menarik hanyalah membawa Wolverhampton Wanderers kembali ke Premier League dengan menjuarai EFL Championship musim 2017/18. Namun, jangan salah, sebagai pemain, trofi Nuno Espirito ini banyak sekali. Apalagi ketika berseragam FC Porto.

Salah satunya terlibat dalam raihan gelar Liga Champions Porto musim 2003/04 bersama Jose Mourinho. Meski kariernya kepelatihan sebelumnya bapuk, di tangan Nuno, Al-Ittihad menjadi tim yang sangat tangguh.

Bahkan persentase kemenangan Al-Ittihad selama ditukanginya bisa menyentuh 72%. Musim lalu saja ia sudah membawa klubnya Benzema itu double winner di kancah domestik, dengan meraih trofi Liga Pro Arab Saudi dan Piala Super Arab Saudi.

Sumber: AlArabiya, ESPN, Goal, Sportsunfold, SEE, FutballNews, DailyMail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *