
Real Madrid vs Chelsea: Yok, Drid, Waktunya Sikat Chelsea!
admin
- 0
Setelah kembali melatih Chelsea, Lampard dihadapkan mimpi buruk. Baru satu pertandingan melatih, timnya kalah dari Wolverhampton Wanderers yang sempat terancam degradasi. Usai dikalahkan Wolves, Lampard dihadapkan pekerjaan berat.
Tengah pekan nanti, timnya harus berjumpa Real Madrid di perempat final Liga Champions. Tentu saja Los Merengues bukan lawan gampang. Di sisi lain, Real Madrid juga ternyata punya noda merah menghadapi The Blues.
Real Madrid yang akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu punya misi untuk memperbaiki rapor merah tersebut. Ini sangat mungkin. Apalagi Chelsea sedang sempoyongan. Well, apakah ini adalah waktu yang tepat bagi El Real untuk menyikat lawannya itu?
Rekor Buruk Real Madrid Melawan Chelsea
Real Madrid adalah rajanya Eropa. Ya, ya, kalimat klise itu harus ditegaskan lagi. Namun, di hadapan Chelsea, Real Madrid sangat kesulitan. Rekor buruk itu mengalir dalam nadi Real Madrid.
Kedua tim sudah bertemu tujuh kali. Real Madrid hanya bisa menang sekali. Kemenangan Los Galacticos atas Chelsea itu terjadi pada perempat final Liga Champions musim lalu. Tepatnya di leg pertama, kala pasukan Carlo Ancelotti harus bertamu di Stamford Bridge.
Chelsea all time record against Real Madrid is quite good. pic.twitter.com/RJBtAp3di2
— Frank Khalid OBE (@FrankKhalidUK) March 17, 2023
Sisanya, Chelsea mengumpulkan empat kemenangan, termasuk di perempat final leg kedua Liga Champions musim lalu di Santiago Bernabeu. Mau tak mau, melihat rekor tersebut, Real Madrid harus memperbaikinya.
Apalagi situasi hari ini Chelsea adalah tim papan tengah Liga Inggris. Tentu saja, sebagai raja Eropa akan sangat terhina bila kalah oleh tim yang kalau di Liga Spanyol levelnya sama seperti Girona maupun Celta Vigo. Dan peluang untuk mengalahkan Chelsea sangat terbuka.
Chelsea Tengah Amburadul
Musim ini, Chelsea benar-benar amburadul. Gerak mereka di Liga Inggris seperti orang yang baru menenggak sebotol arak. Kekalahan atas Wolverhampton adalah tanda paling nyata betapa babak belurnya Chelsea musim ini.
Chelsea macet di peringkat 11 Premier League. Posisinya masih sulit beranjak seiring dengan kebijakan pemilik yang tak tentu arah. Musim ini saja sudah ada empat pelatih berbeda yang melatih Chelsea. Setelah tak puas dengan kinerja Thomas Tuchel, manajemen menunjuk Graham Potter.
Eks pelatih Brighton itu dijanjikan rencana jangka panjang. Pemilik sepenuhnya mendukung. Tapi belum genap semusim, Potter sudah dipecat. Bruno Saltor menggantikannya. Namun, hanya memakai mantan asisten untuk melatih sama saja bunuh diri.
BREAKING NEWS: Chelsea appoint Frank Lampard as their interim coach. pic.twitter.com/ioj1AJObfU
— RÔLA
(@Philosophierol1) April 6, 2023
Maka ditunjuklah pelatih interim, Frank Lampard. Tapi di pertandingan pertamanya, Lampard gagal. The Blues masih tak produktif mencetak gol di liga domestik. Jumlah golnya cuma 29, lebih sedikit dari gol Erling Haaland.
Masalah berikutnya, Chelsea juga gampang kebobolan. Dari 30 laga di Premier League, gawang The Blues sudah kemasukan 31 gol.
Penunjukkan Lampard yang, Ah… Sudahlah
Kendati bonyok di liga domestik, tapi sebenarnya Chelsea tak terlalu buruk di Liga Champions. The Pensioners melaju mulus ke perempat final setelah mengalahkan Borussia Dortmund. Tak sampai di situ, Chelsea juga memuncaki klasemen Grup E.
Ended Dortmund’s 10-game winning streak.
1st time they’ve scored 2 goals in a game in 2023 & now through to Champions League Quarter Final.
Is this the turning point for Graham Potter & Chelsea? pic.twitter.com/PmwhBFELVh
— GiveMeSport (@GiveMeSport) March 7, 2023
Bukan itu saja, di Liga Champions musim ini, The Blues baru kalah dua kali. Dahsyatnya lagi, di Liga Champions musim ini, dari jumlah kebobolan, Chelsea lebih sedikit dari Real Madrid. Setidaknya, The Blues baru kemasukan lima gol, sedangkan Los Galacticos kebobolan delapan gol, termasuk dua gol kala melawan Liverpool di Anfield.
Namun, entah kerasukan jin dari mana, orang di balik itu, Graham Potter justru dipecat oleh sang pemilik. Penggantinya adalah Frank Lampard. Betul. Lampard pernah sukses menangani Chelsea di Liga Champions.
Ketika Chelsea juara bersama Thomas Tuchel, ada peran Lampard di baliknya. Pelatih berjuluk Super Frank itu mengantarkan Chelsea ke 16 besar setelah tampil impresif di fase grup. Namun, kali ini situasinya berbeda. Perempat final Liga Champions adalah barang baru bagi Lampard sebagai pelatih.
Lagi pula Lampard juga sedang dalam tren menurun. Dirinya dipecat Everton pada Januari lalu. Selama menukangi Everton persentase kemenangan Lampard cuma 29%. FYI aja, dilansir 90 Minutes, selama menukangi Chelsea, Graham Potter saja punya persentase kemenangan 37%.
BREAKING NEWS
Frank Lampard has been fired as Everton manager pic.twitter.com/e2Nf1JVkD3
— Central News (@fscentralnews) January 23, 2023
Titik Lemah Chelsea
Chelsea juga mempunyai titik lemah yang bisa dengan mudah dieksploitasi oleh Real Madrid. Salah satunya Chelsea masih kesulitan menciptakan gol. Di laga kontra Wolves, misalnya. The Blues memegang penguasaan bola, yaitu 63%. Namun, hanya ada satu tembakan ke arah gawang.
Gol menjadi problem serius di Chelsea. Padahal dalam tiga pertandingan terakhir, nilai expected goals (xG) Chelsea sangat tinggi, yaitu 5,38. Idealnya Chelsea bisa mencetak 4-5 gol. Lha ini, boro-boro empat gol, satu saja tidak.
Chelsea ini bukan perlu ganti pelatih, melainkan perlu diruqyah.
Alias 3 pertandingan xG mereka 5,38, idealnya bikin 4-5 gol, tapi justru 0 gol. Apek banget soal nyelesain peluang. Kalah deh. pic.twitter.com/PEPupoOSlC
— The Flanker (@theflankerID) April 8, 2023
Ini mungkin karena striker Chelsea sedang mandul. Kai Havertz yang kerap kali ditaruh sebagai striker, entah dalam praktiknya adalah false nine pun tak bisa berbuat banyak. Musim ini di Premier League, Havertz sudah menciptakan 27 tembakan ke arah gawang. Tapi cuma tujuh gol saja yang dihasilkan.
Pada laga kontra Wolves, penampilan Chelsea di tangan Lampard kurang responsif. Di sisi lain, Julen Lopetegui memerintahkan pemainnya untuk bermain agresif. Agresivitas permainan Wolves itu tak mampu diimbangi oleh Chelsea. Persoalan inilah yang jadi lubang besar di Chelsea.
Kelemahan Real Madrid
Nah, sekali lagi Real Madrid akan sangat berpeluang untuk mengalahkan Chelsea yang tengah compang-camping. Namun, perlu dicatat, Los Galacticos juga baru saja menelan kekalahan kontra Villarreal. Dengan kata lain, modal Real Madrid juga nggak bagus-bagus amat.
Kekalahan itu menunjukkan bahwa Real Madrid toh masih bisa kalah. Namun, kekalahan atas Villarreal itu juga karena Carletto merotasi pemainnya. Dani Ceballos yang belakangan ini lemah di lini tengah saja diturunkan.
Don Carlo memang sengaja menyimpan pemain krusialnya di laga kontra Villarreal itu. Nah, di laga kontra Chelsea nanti, Ancelotti akan menurunkan skuad yang menghajar Barcelona 4-0.
Yang Berbahaya dari Real Madrid
Itu artinya, Chelsea mesti menghadapi tim terbaik di Bernabeu nanti. Well, sebelas yang menggasak Barcelona 4-0 itu adalah susunan terbaik. Benzema, Rodrygo, dan Vinicius Junior akan menjadi perpaduan berbahaya di lini serang. Seperti melawan Barcelona, kombinasi tiga pemain itu sangat cair di lini depan.
Lalu di lini tengah, kolaborasi Luka Modric, Toni Kroos, dan Valverde bakal mengancam Chelsea. Apalagi Modric yang dianugerahi kreativitas. Real Madrid juga masih punya Eduardo Camavinga, yang pada laga kontra Barcelona ditaruh di posisi bek kiri. Penampilannya di posisi itu sangat solid.
Susunan pemain tersebut akan diselaraskan dengan taktik Ancelotti. Carletto kadang bermain rigid, tapi sesekali fleksibel dan adaptif. Satu lagi, Real Madrid adalah tim momentum. Ketika ada momentumnya, Real Madrid akan memukul dengan serangan balik yang sulit diputus.
Peluang Chelsea
Serangan balik Real Madrid akan membahayakan Chelsea. Musim lalu, lewat serangan balik, harapan Chelsea untuk melenggang ke semifinal pupus di tangan Los Blancos. Chelsea juga sedang dihadapkan situasi yang sulit. Bek tangguh Thiago Silva diragukan tampil.
Wesley Fofana jelas bukan orang yang tepat untuk menggantikan posisinya. Chelsea juga kehilangan Mason Mount, pemain yang diandalkan Frank Lampard. Meski ia punya Enzo Fernandez yang juga punya kreativitas dalam membantu serangan.
Well, dari segala sisi, beban berat berada di pundak Lampard. Dia juga kabarnya tak mau sesumbar dengan rekor melawan Real Madrid. Kendati begitu, peluang Chelsea tetap ada. Mantan legenda Arsenal, Paul Merson yakin Chelsea masih bisa mengalahkan Real Madrid. “Mereka (Chelsea) punya pemain yang bagus,” kata Merson dikutip Metro.
Merson benar. Chelsea dipenuhi pemain bagus dan mahal. Enzo Fernandez, Mykhailo Mudryk, Raheem Sterling, Joao Felix, Marc Cucurella, dan masih banyak lagi. Namun, mengalahkan Real Madrid hanya bermodal pemain mahal saja ibarat meniup balon yang berlubang.
Sumber: Metro, Mirror, Express, Goal, TheNationalNews, 90Min, IndiaToday, TheChelseaChronicle
The post Real Madrid vs Chelsea: Yok, Drid, Waktunya Sikat Chelsea! appeared first on Starting Eleven.