
Ketika Chelsea Jadi Tim Yang Paling Ditakuti! Inilah 9 Musim Terbaik Chelsea Di Era Abramovich
admin
- 0
Sejak diambil alih pada tahun 2003 oleh Abramovich, Chelsea berada pada masa kejayaannya. Meskipun era Abramovich sudah berakhir di tahun 2022, Chelsea sudah terlanjur sangat melekat dengan nama Abramovich.
Dan untuk memperingati 20 tahun sejak pertama kali konglomerat Rusia itu mewarnai Premier League, berikut 9 musim terbaik Chelsea di era Roman Abramovich.
2012/13: Penuh Bencana, Tapi Dapat Europa League Pertama
Musim 2012/13 Chelsea diisi dengan dengan banyak rintangan. Setelah memenangkan Liga Champions di musim sebelumnya, Roberto Di Matteo memiliki banyak ekspektasi yang harus ia penuhi. Jalan semakin terjal ia temui menjelang pertengahan musim.
Chelsea gagal lolos fase grup yang diisi Shakhtar Donetsk, Juventus, dan Nordsjaelland. Chelsea gugur setelah kalah 3-0 melawan si nyonya tua. Roberto Di Matteo pun kehilangan pekerjaannya.
Rafael Benitez datang jadi penggantinya. Langkah itu sempat dikecam para fans, sebab Rafa pernah melatih Liverpool sebelumnya. Tapi Abramovich membuktikan dirinya tidak salah pilih. Rafa berhasil membawa Chelsea juara Europa League dan finis di peringkat ketiga Premier League.
Rafael Benítez has become only the fourth coach to win the UEFA Cup/UEFA Europa League more than once… #UELfinal pic.twitter.com/XJbGu9oT1J
— UEFA Europa League (@EuropaLeague) May 15, 2013
2014/15: Kembalinya Magis Mourinho
Musim 2014/15 adalah musim kedua dari periode kedua Mourinho di Chelsea. Di musim sebelumnya, Mou tak mampu membawa Chelsea dapat satu trofi pun. Tapi itu memang sudah diprediksi Mou. Di musim kedua inilah ia telah berjanji akan kembalikan kejayaan Chelsea.
Untuk itu, di musim 2014/15 ini Mou membeli dua pemain penting. Yaitu Diego Costa dan Cesc Fabregas. Costa mencetak tujuh gol di empat pertandingan pertamanya. Kemudian umpan Fabregas untuk gol Schurrle di laga lawan Burnley membuktikan kemampuan Fabregas masih sama menyihirnya saat masih di Arsenal.
On this day: 2014 – Andre Schurrle scored THIS goal for #Chelsea (vs Burnley). Cesc Fabregas with a superb pass on his #CFC debut. @Andre_Schuerrle @cesc4official pic.twitter.com/g8ZM4T3nhA
— Chad ⭐⭐ (@ChelseaChadder) August 18, 2020
Mourinho juga bisa menepati janjinya. Chelsea finis sebagai juara Premier League. Tapi tidak hanya itu, The Blues hanya mencatatkan 3 kali kalah dan 9 imbang. Dan meskipun gugur di babak 16 besar Champions League, tapi setidaknya mereka masih bisa dapat Piala Liga.
2005/06: Back to Back Premier League
Masih di era Mourinho, musim 2005/06 adalah musim kedua dari periode pertama Mou di Stamford Bridge. Setelah di musim sebelumnya Mou membawa Chelsea juara untuk pertama kalinya, di musim 2005/06 ini Mou kembali membawa singa London mendominasi Inggris.
Chelsea tak terkalahkan di 11 pertandingan pertama Liga dengan hanya sekali imbang. Kemudian setelah kalah lawan Manchester United di awal bulan November, Chelsea kembali tak terkalahkan di 10 pertandingan setelahnya.
Di akhir musim, Chelsea pun keluar sebagai juara dengan selisih yang sangat meyakinkan. Mereka mengoleksi 91 poin sedangkan Manchester United yang duduk di peringkat kedua dapat 83 poin. Oh iya, di musim itu Chelsea juga menjuarai Community Shield.
2006/07: Domestic Cup Double
Di musim 2006/07 ini Chelsea nyaris dapat domestic quadruple pertama Inggris. Sayangnya itu langsung pupus saat mereka kalah lawan Liverpool di Community Shield 2006. Namun Mourinho masih bisa mendapatkan dua piala di akhir musim.
Pertama adalah kemenangan di Piala Liga. Chelsea berhasil menjuarai Piala Liga setelah mengalahkan Arsenal di final. Kemudian Mou berhasil membawa pulang FA Cup setelah mengalahkan Manchester United di final. Drogba jadi pahlawan di laga itu setelah mencetak gol kemenangan di menit ke-116.
Di Premier League sendiri, Chelsea kurang beruntung. Terlalu banyak hasil imbang membuat Chelsea finis di peringkat kedua dengan perolehan 83 poin. Champions League masih jadi PR Chelsea saat itu. Mampu mengalahkan Porto dan Valencia, the blues malah kalah lawan Liverpool di babak semifinal.
2020/21: Champions League, Hadiah Terakhir Abramovich
🏆 Chelsea are kings of Europe! 🎉#UCL #UCLfinal pic.twitter.com/90drIfCgRL
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 29, 2021
Di musim panas musim 2020, Chelsea menghabiskan dana sebesar 200 juta pounds untuk mendatangkan pemain baru. Mereka adalah Ben Chilwell, Kai Havertz, dan Timo Werner. Daftar belanja Chelsea yang mahal itu membuat mereka banyak dibicarakan sebagai penantang juara Premier League 2020/21.
Sayangnya Lampard yang jadi pelatih saat itu malah membuat Chelsea duduk di peringkat ke-9 pada bulan Januari 2021. Itu kesalahan yang tak bisa diterima Abramovich. Ia pun mengganti Lampard dengan Thomas Tuchel.
Sekali lagi, langkah Abramovich sempat dipertanyakan karena Lampard adalah pelatih dan legenda kesayangan Chelsea. Tapi sekali lagi, Abramovich membuktikan keputusannya tidak salah. Tuchel membawa Chelsea bangkit sampai finis di peringkat 4 liga dan runner-up FA Cup.
Tuchel bahkan membawa Chelsea berjaya di Eropa. Mengalahkan Atletico Madrid, Porto, dan Real Madrid, Chelsea akhirnya bisa jadi juara Champions League setelah mempecundangi Manchester City di final.
2016/17: Era Baru Conte
Di musim ini, Premier League mulai jadi lebih kompetitif dari biasanya. Bangkitnya Tottenham dibawah Pochettino, Mourinho kembali sebagai pelatih Manchester United, dan datangnya Pep Guardiola ke Manchester City. Tapi Conte lah yang mengambil alih gelar Premier League di musim pertamanya.
Congratulations to @ChelseaFC boss Antonio Conte – @Barclays Premier League Manager of the Season for 2016/17! pic.twitter.com/DcyznfRDV1
— Premier League (@premierleague) May 22, 2017
Conte lah yang merevolusi permainan sepak bola Inggris dengan memperkenalkan skema 3-4-3 miliknya. Para pemain juga jadi tambah bersinar di bawah asuhan Conte. Seperti Victor Moses dan Marcos Alonso. Kemudian Conte berhasil menghidupkan kembali Diego Costa. Dan siapa yang bisa melupakan penampilan Eden Hazard dan N’Golo Kante di musim itu?
2009/10: The Double
Musim 2009/10 adalah musim yang sulit dilupakan oleh para penggemar. Pertama Abramovich mendatangkan pelatih legendaris Carlo Ancelotti ke Stamford Bridge. Don Carlo langsung membawa Chelsea menjuarai Community Shield di tahun 2009 setelah mengalahkan Man United.
Ancelotti kemudian mempertunjukan gaya permainan yang menyerang dan efektif. Dengan ujung tombak sekaliber Didier Drogba, Chelsea berhasil mencetak 103 gol. Itu sempat jadi rekor gol terbanyak dalam satu musim Premier League.
Di akhir musim the blues pun menjuarai Premier League dengan raihan 86 poin. Mereka juga menjuarai FA Cup setelah mengalahkan Portsmouth di final. Ini jadi gelar domestic double pertama Chelsea sepanjang sejarah. Sayangnya mereka gugur di babak 16 besar Champions League setelah kalah lawan Inter Milan asuhan Jose Mourinho.
2004/05: Magis Pertama Mourinho
On this day in 2005, Jose Mourinho won his first Premier League title for Chelsea ending a 50 year title drought.
What a moment for the Blues!#PremierLeague #FridayThoughts #GetSporty #BetSporty pic.twitter.com/XMjcpypwXq
— SportyBet (@SportyBet) April 30, 2021
Musim 2004/05 ini adalah musim kedua Roman Abramovich jadi pemilik Chelsea dan Ia tidak ingin buang waktu. Abramovic langsung merekrut Jose Mourinho yang saat itu bersinar setelah bawa Porto juara Champions League.
Meskipun begitu, banyak yang meragukan Mourinho. Tapi Mou memilih untuk biarkan prestasinya yang berbicara. Chelsea hanya kebobolan 15 kali musim itu dan Mou bawa the blues menjuarai Premier League pertama mereka. Julukan the special one pun tersemat pada Mou sejak saat itu, dan sisanya telah jadi sejarah.
2011/12: Juara Champions League pertama kali
Drogba 🏆#UCL #TBT #ThrowbackThursday ⏰🔄 pic.twitter.com/X8ScCRjPxI
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) March 1, 2018
Mengingat banyaknya naik turun di musim 2011/12, musim ini pantas jadi musim terbaik Chelsea di era Abramovich. Pertama Chelsea memetik Andre Villas-Boas dari Porto yang digadang-gadang sebagai “the next Mourinho”.
Tapi proyek itu gagal, Abramovich harus putar otak dan mengganti AVB dengan Roberto Di Matteo sebagai pelatih pengganti. Tanpa disangka, Roberto Di Matteo malah jadi pencetak sejarah Chelsea.
Mereka menjuarai Champions League setelah mengalahkan Bayern Munchen di final. Mereka juga berhasil menjuarai FA Cup setelah mengalahkan Liverpool di final. Kesuksesan di tengah kekacauan inilah yang membuat musim 2011/12 benar-benar menggambarkan Chelsea era Abramovich.
Sumber referensi: Planet, B/R, Sky, Sky 2, Chelsea, 90min