• September 30, 2023

Juara Lalu Hampir Degradasi! Naik Turun Periode Kedua Mourinho di Chelsea

Pada tanggal 17 Desember tahun 2015, Chelsea memecat Jose Mourinho dari kursi kepelatihan. Chelsea memang punya reputasi gonta-ganti pelatih. Dan sering kali mereka memecat pelatih dengan alasan yang absurd.

Seperti ketika memecat Carlo Ancelotti setelah membawa the blues finis di peringkat kedua Premier League. Padahal di musim sebelumnya ia mempersembahkan gelar liga. Atau Roberto di Matteo, yang dipecat hanya enam bulan setelah membawa Chelsea juara liga Champions untuk pertama kalinya.

Tapi, ini bukan cerita soal kegemaran Chelsea pecat pelatih dengan alasan absurd. Ini cerita soal periode kedua Mourinho di Stamford Bridge, yang harus berakhir dengan tragis. Di mana Mou dipecat setelah buat Chelsea hampir terdegradasi. Padahal di musim sebelumnya ia bawa Chelsea juara Premier League. Jadi bagaimana ini semua bermula?

Sebelum Mou datang, Chelsea berada dalam krisis identitas. Andre Villas-Boas yang datang setelah Carlo Ancelotti tidak bisa memenuhi standar. Pengganti sementaranya, Roberto Di Matteo sempat membuat sejarah dengan mendatangkan trofi si kuping besar pertama untuk Chelsea. Tapi performa buruk di awal musim 2012/13 akhirnya membuat ia didepak.

The Special One Pulang

Pelatih setelahnya, Rafael Benitez juga serupa, tapi lebih parah. Ia tidak disukai oleh para fans. Kata-kata seperti “Kami tidak peduli dengan Rafa, dia tidak peduli dengan kami” selalu dinyanyikan publik Stamford Bridge sepanjang sisa musim 2012/13. Dibarengi dengan tulisan “Rafa Out” yang dipegang para fans.

Akhirnya meskipun ia menjuarai Europa League di akhir musim, tapi hanya duduk di peringkat ketiga liga. Rafa pun dipecat juga. Disini Chelsea butuh seseorang yang bisa mengembalikan identitas mereka lagi. Identitas sebagai juara Premier League dan klub besar di Inggris.

Jawaban atas keresahan singa London itu adalah Jose Mourinho. Di tahun 2005, pelatih asal Portugal itu telah membuka puasa gelar Liga Inggris Chelsea yang sudah berlangsung selama 50 tahun. Jadi Mourinho adalah orang yang tepat untuk mengembalikan harga diri the pensioners.

Datanglah Mou ke Stamford Bridge di tahun 2013 setelah enam tahun absen di klub. Mourinho menegaskan ia telah meninggalkan julukannya sebagai the special one. Ia mengaku kalau kini dirinya tidak akan sejumawa dulu. Mou pun dengan nada bercanda memberi julukan baru, “the happy one” pada dirinya sendiri.

“Saya bisa mengendalikan emosi saya lebih baik. Lebih tenang saat menang, dan tidak marah saat kalah. Saya the happy one” ucapnya saat itu dikutip dari ESPN.

Dikutip dari The Athletic, Mou saat itu juga berkata kalau ia tidak akan langsung juara liga di musim pertamanya. Tapi ia akan menunjukan perubahan mendasar di klub. Kemudian jadi juara di musim kedua.

“Jika kami tidak juara liga di musim pertama tapi menunjukan evolusi yang baik, maka kami berada di jalan yang benar. Maka kami akan juara di musim kedua” Ungkapnya.

Kembali Juara Premier League

Prediksi Mou benar. Di musim pertamanya, ia tidak mendapatkan gelar juara. Namun, progresi sudah tampak jelas. Mou telah memoles Hazard jadi pencetak gol mematikan. Penyerang asal Belgia itu mendapatkan penghargaan pemain terbaik di musim 2013/14. Chelsea juga sampai ke semifinal Liga Champions dan jadi penantang konstan perebutan Premier League sampai akhir musim.

Mou berkata kalau yang kurang dari tim saat itu adalah pemain yang punya “keberanian”. Jadi mendatangkan Diego Costa adalah prioritas mereka untuk musim 2014/15. Pemain lain yang jadi prioritas adalah Cesc Fabregas. Mou menyisihkan banyak waktu untuk membujuk gelandang Spanyol itu pulang ke London dari Barcelona.

Dua rekrutan anyar itu melengkapi Chelsea. The blues tak terkalahkan di empat belas pertandingan pertama liga mereka. Meskipun begitu, anak asuh Mou sempat mengalami kekalahan memalukan 5-3 ketika bertandang ke markas Tottenham di hari tahun baru 2015. Tapi Mou cepat bangkit. Chelsea kembali tak terkalahkan di 16 pertandingan liga setelahnya.

Prediksi Mou untuk menjuarai liga di musim kedua pun terbukti. Tidak hanya juara Liga, Chelsea jadi tim yang mendominasi Premier League musim itu. Mereka mengumpulkan 87 poin setelah hanya kalah tiga kali.

Mereka juga hanya kebobolan 32 kali, membuat Chelsea jadi tim dengan pertahanan terbaik di Liga. Tidak ada yang mampu menandingi koleksi 17 clean sheet milik Chelsea musim itu. Meskipun saat itu Mou sering dapat kritikan kalau the blues bermain secara membosankan dan terlalu pragmatis.

Terlepas dari itu, pemain mereka juga punya prestasi yang membanggakan. Cesc Fabregas mencatatkan 18 assist disaat pemain lainnya tidak bisa membuat lebih dari 11 assist. Dan Eden Hazard kembali dapat penghargaan PFA Player of the Year. Oh iya, Chelsea juga menjuarai Piala Liga setelah mengalahkan Tottenham di partai final.

Performa Buruk Pra Musim 2015/16

Tapi yang tidak semua orang tahu, badai akan segera muncul ke Stamford Bridge. Tidak ada yang bisa memprediksinya. Tidak Mourinho, para fans, ataupun jajaran petinggi klub. Chelsea bahkan baru memperpanjang kontrak the happy one untuk empat tahun kedepan. Dengan begitu karir Mou di Chelsea direncanakan bertahan sampai tahun 2019.

Dimulai dengan hasil buruk pra musim. Chelsea menelan hasil memalukan ketika tur di Amerika Serikat. Anak asuh Mourinho kalah dengan skor 4-2 melawan New York Red Bull. Dan setelah tur berakhir, Chelsea hanya punya waktu beberapa hari untuk bersiap menghadapi Arsenal di Community Shield.

Chelsea yang lesu dan kurang percaya diri setelah kekalahan di Amerika Serikat pun takluk di tangan Arsenal dengan skor 1-0. Ini pertama kalinya Arsene Wenger mengalahkan tim asuhan Jose Mourinho setelah 11 tahun. Beberapa hari kemudian, mereka melanjutkan pertandingan Intercontinental Cup melawan Fiorentina. Chelsea kalah 1-0 di kandang.

Itu merangkum pra musim Chelsea yang penuh bencana. Dari sini, pertanyaan-pertanyaan pun muncul tentang apa yang terjadi di Chelsea. Mengingat mereka adalah juara bertahan Premier League. Kesiapan the pensioners untuk musim 2014/16 juga mulai dipertanyakan.

Skandal Mou vs Eva Carneiro

Hasil buruk Chelsea itu terbawa sampai Premier League musim 2015/16 dimulai. Chelsea hanya menang sekali dan kalah tiga kali di lima pertandingan pembuka liga. Tapi fakta yang lebih kacau adalah, itu bukan hal terburuk yang dialami the blues di awal musim.

Adalah Mourinho yang terlibat konflik dengan dokter klub, Eva Carneiro dan fisioterapis, Jon Fearn. Ini terjadi di pertandingan pembuka liga. Chelsea menjamu Swansea City di Stamford Bridge. Pertandingan tidak berjalan baik untuk the blues. Pertandingan sudah mau usai tapi kedudukan masih 2-2, dimana Swansea mampu dua kali menyusul ketertinggalan.

Tapi ketika Chelsea sedang berusaha untuk mencetak gol, Hazard terlihat terkapar di lapangan. Tanpa pikir panjang, Eva sebagai dokter klub langsung masuk ke lapangan. Mou tidak suka dengan kejadian itu. Ia berteriak dan membentak Eva dari pinggir lapangan.

Dengan masuknya dokter klub ke dalam lapangan, Hazard harus menepi sejenak sampai diperbolehkan masuk lagi oleh wasit. Mou naik pitam karena ini artinya Chelsea bermain dengan sembilan orang. Sebab Thibaut Courtois sudah kena kartu merah sebelumnya.

Mou menyebut Eva terlalu naif. Ia menganggap Eva tidak paham permainan dan itu membuat timnya tidak bisa menang. Di akhir pertandingan Mou berkata pada wartawan.

“Jika anda masuk lapangan anda harus yakin pemain punya masalah serius. Hazard hanya terjatuh dan kelelahan. Departemen medis saya membuat saya harus bermain dengan delapan pemain ketika kami dalam skema serangan balik” Ungkapnya dikutip dari Bleacher Report.

Setelah insiden itu, Mou melarang Eva untuk datang ke pertandingan atau sesi latihan. Dan enam minggu kemudian, ia dilaporkan hengkang sebagai dokter Chelsea. Tak lama kemudian, Eva membawa kasus ini ke meja hijau.

Ia menambahkan dalam laporannya bahwa Mou saat itu membentaknya dengan sebutan “Filha da Puta” atau dalam bahasa Indonesia berarti “anak pelacur.” Ini membuat kasus jadi tambah berat. Dengan tuduhan kata-kata itu, Mou jadi dijerat dengan kasus kekerasan seksual di tempat kerja.

Mou Masih Percaya Diri

Namun pada akhirnya Mou dibebaskan dari tuduhan kata-kata diskriminatif setelah tim FA melakukan investigasi. Mereka akhirnya setuju dan sepakat untuk menempuh jalan damai setelah proses pengadilan berlangsung sekitar satu tahun lamanya.

Tapi sebelumnya, itu jadi kasus yang berlarut-larut untuk Chelsea, Mou, dan Eva. Ini mungkin yang jadi distraksi Mou sampai Chelsea mengalami rentetan hasil buruk setelahnya. Puncaknya di pekan ke-8, Chelsea kalah lawan Southampton di kandang dengan skor 3-1. Itu membuat the blues terlempar ke posisi 16 dan jadi awal musim paling buruk klub selama 37 tahun.

Meskipun begitu, Mou masih percaya diri. Ia berkata kalau dirinya tidak akan mengundurkan diri ataupun dipecat Chelsea. Karena ia percaya tidak ada pelatih yang lebih hebat darinya saat itu.

“Tidak mungkin saya mengundurkan diri. Kenapa? Karena Chelsea tidak bisa mencari pelatih yang lebih baik dari saya. Ada banyak pelatih yang selevel, tapi tidak ada yang lebih hebat” Ungkapnya dikutip dari the athletic.

Memang ini sangat bukan Chelsea, tapi Abramovic masih percaya dengan Mou saat itu. Meskipun ia sadar, resiko terbesar adalah klubnya terdegradasi. Tapi Abramovic memberikan kepercayaan penuh pada pelatih asal Portugal tersebut untuk memperbaiki keadaan.

Akhirnya Dipecat Juga

Tapi keadaan tidak membaik. Di delapan pertandingan liga setelahnya Chelsea hanya dua kali menang dan lima kali kalah. The Blues juga tersingkir dari Piala Liga dan FA Cup. Kesabaran Abramovic pun sudah habis setelah Chelsea kalah melawan Leicester di pekan ke-16.

Abramovic akhirnya memecat Mourinho setelah total ia kalah sembilan kali dari 16 pertandingan liga. Dan hanya menang empat kali. Chelsea berada di peringkat 16 dengan koleksi 15 poin. Hanya satu poin lebih banyak dari Norwich yang berada di zona degradasi. Posisinya digantikan oleh Guus Hiddink sebagai manajer sementara/

Tapi bukan Mou namanya kalau tidak menimbulkan kegemparan. Di konferensi pers setelah pertandingan, Mou berkat kalau para pemain telah mengkhianatinya. Sayangnya ia tidak menyebutkan nama.

Beberapa fans justru kecewa Mou tidak diberi kesempatan sampai akhir musim. Di pertandingan pertama Guus Hiddink bersama Chelsea, para fans membentangkan Banner bertuliskan “Tiga tikus. Cesc, Hazard, Costa”. Terlepas dari benar tidaknya, tapi tiga pemain itu dinilai para fans tidak bisa menampilkan performa seperti musim sebelumnya.

Chelsea sendiri bisa selamat dari zona degradasi. Itu berkat Hiddink yang bawa Chelsea tak terkalahkan di 15 pertandingan pertamanya. The Blues pun bisa naik sampai ke peringkat 10. Oh ya, Leicester jadi juara Premier League di akhir musim. Melengkapi anomali dan gilanya liga Inggris musim 2015/16.

Sumber referensi: Athletic, Daily, Euro, Premier League, ESPN, SportsJoe, B/R

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *