• September 30, 2023

Dulu Dilepeh, Mengapa Kini Barcelona Justru Mendatangkan Gundogan?

Impian yang menjadi kenyataan. Begitulah kalimat yang tepat menggambarkan seorang Ilkay Gundogan, yang akhirnya kesampaian berseragam Barcelona. Sang jenderal lini tengah yang telah membawa berbagai kesuksesan bersama Manchester City itu, kini telah memutuskan untuk menjajal La Liga bersama gemblengan idolanya Xavi Hernandez.

Impian Gundogan itu layak terwujud jika melihat sejarahnya. Maklum saja, pemain Jerman tersebut pernah dicampakan begitu saja oleh Barcelona pada 2015 silam. Apa yang sebenarnya terjadi ketika itu pada Gundogan?

Apa yang Terjadi di 2015

Kegacoran Gundogan mengawal lini tengah Dortmund sontak membuatnya jadi rebutan beberapa klub besar Eropa pada 2015. Barcelona adalah salah satu klub yang getol merayunya pindah ke liga Negeri Matador.

Barca punya kans besar, setelah baru saja meraih treble winner di musim 2014/15 bersama Luis Enrique. Terlebih, area lini tengahnya juga butuh suntikan amunisi baru pasca Xavi memutuskan hijrah ke Qatar.

Praktis di lini tengah Barca ketika itu hanya ada Rakitic, Busquets, dan Iniesta yang sudah menua, serta pemain muda yang belum sepenuhnya matang seperti Rafinha maupun Sergi Samper.

Keadaan Barca saat itu juga sedang dalam transisi kepemimpinan yang ditandai dengan pergantian presiden dari Rosell ke Bartomeu. Tapi yang perlu diingat, Barca ketika itu sedang terkena embargo transfer berkat kasus yang dideritanya. Embargo itu baru akan dicabut pada Januari 2016. Artinya, meskipun beli pemain, Barca tak akan bisa mendaftarkannya hingga paruh musim.

Gundogan Tes Medis

Namun Barca tak tinggal diam. Mereka tetap ancang-ancang untuk beli pemain. Dipimpin langsung oleh wakil direktur olahraga Jordi Mestre, Barca dan tim terbang ke Jerman untuk melakukan pembicaraan dengan Gundogan.

Mengapa Gundogan? Pemilihan Gundogan merupakan strategi opsi transfer cerdas yang dilakukan manajemen. Selain harganya hanya 20 jutaan euro saja, nilai gajinya pun tak terlalu tinggi. Apalagi Gundogan masih menjadi rebutan di bursa transfer musim itu.

Pembicaran yang dilakukan di Munchen itu menemui titik terang. Gundogan dan Dortmund akhirnya menyepakati semua persyaratan. Semua dokumen resmi juga sudah lengkap. Semua orang ingat bahwa ketika itu Gundogan diam-diam sudah selesai melakukan pemeriksaan medis di Munchen.

Transfer Gundogan tinggal diumumkan ke publik. Ia beserta agennya pun sudah mulai mencari rumah di Barcelona. Dilansir Mundo Deportivo, Ramon Adell, seorang ketua tim manajemen Barca yang mengurusi kelengkapan persyaratan transfer Gundogan membenarkan situasi itu.

Penolakan Luis Enrique

Akan tetapi, beberapa saat setelah proses transfer itu selesai, di Barcelona keadaannya menjadi berbeda. Mendengar kesepakatan transfer Gundogan, pelatih Luis Enrique langsung berpaling. Enrique ternyata tak terlalu suka dengan sang pemain.

Ketidaksukaan itu langsung ia kabarkan kepada presiden terpilih, Bartomeu. Ia mengintervensi Bartomeu untuk membatalkan segera transfer Gundogan. Usut punya usut, Enrique diam-diam sudah punya nama lain yang menjadi bidikan.

Seketika pihak manajemen yang diwakili Jordi Mestre pulang ke Barca dan mengatakan bahwa atas arahan sang presiden, transfer Gundogan resmi ditunda. Pihak agen Gundogan dan Dortmund pun awalnya marah karena merasa dipermainkan.

Tapi perlahan mereka menyadari bahwa pemainnya itu ternyata tak dikehendaki pelatih dan presiden klub. Batal mendatangkan Gundogan, Barca malah menebus Arda Turan dari Atletico Madrid senilai 34 juta euro. Terkuak sudah, pemain Turki itulah yang ternyata menjadi bidikan utama Enrique.

Ditampung Pep Guardiola

Satu musim kemudian yakni musim 2016/17, Gundogan malah diterima sebagai murid mantan pelatih Barca, Pep Guardiola. Gundogan ketika itu adalah pemain pertama yang dibeli Guardiola ketika menginjakan kakinya di Etihad.

Sungguh beruntung Gundogan, karena bekerjasama dengan tim dan pelatih yang tepat. Ia tak lagi merisaukan kejadian memalukan yang ia alami bersama Barca. Karena terbukti masa depan Gundogan pasca Dortmund cerah. Ia berkembang sebagai salah satu gelandang terbaik dunia dengan bergelimang trofi.

Bandingkan dengan karir pemain yang diinginkan Enrique ketika itu, Arda Turan. Pemain yang kini sudah pensiun itu tak terlalu sukses ketika berada di Barca. Buktinya setelah Enrique cabut, nasibnya terkatung-katung sampai dipinjamkan ke Istanbul Basaksehir.

Kesempatan Kedua

Delapan tahun berlalu, kini Gundogan kembali mau menerima pinangan Barcelona. Ia tak lagi takut di-php, karena ia memang diinginkan oleh sang Presiden Laporta dan sang pelatih Xavi Hernandez. Terlebih datangnya juga gratisan.

Gundogan habis kontraknya di City pada akhir musim 2022/23. Ia tak lagi memperpanjang kontraknya di Etihad karena hanya ditawari kontrak setahun saja. Gundogan menerima tawaran bergabung ke Barca karena tawaran kontraknya dua tahun plus tambahan setahun. Gajinya pun masih tergolong mencukupi kemauan Gundogan, yakni sekitar 9 juta euro per tahun.

Pemimpin Pasca Busquets

Lalu kenapa Barca ngotot untuk mengangkut pemain yang sudah tak lagi muda itu? Ya, pasca Busquets berpisah kebutuhan sosok senior yang bisa menjadi jenderal lini tengah Barca sangat dibutuhkan. Sosok itu dibutuhkan untuk menggembleng para stok gelandang muda Barca, seperti Frankie De Jong, Pedri, maupun Gavi.

Sebuah transisi menjadi penting, ketika pemain muda yang sedang berkembang harus ada yang mengontrolnya secara langsung dari dalam lapangan. Sosok Gundogan dengan segala atributnya, dianggap Xavi cocok untuk memimpin lini tengah Barca musim depan pasca Busquets.

Alternatif Gol Dari Lini Tengah

Selain sebagai pemimpin dari segi senioritas, Xavi juga butuh sosok gelandang yang masih terjaga naluri golnya. Kita tahu meski sudah 32 tahun, Gundogan terbukti masih menjadi gelandang yang subur. 11 gol telah ia cetak musim ini di City.

Perlu diketahui, Barca di musim 2022/23 adalah salah satu tim yang seret gol lewat lini tengahnya. Lihat saja dari segi torehan gol para gelandangnya. Kessie hanya 3 gol, Pedri 7 gol, Gavi 3 gol, dan Frankie De Jong hanya 2 gol. Maklum, sebagian gol Barca musim ini sering dihasilkan lewat sayap dan striker mereka.

Melihat kondisi Pedri yang sering sakit-sakitan, Gavi yang hanya sering “grusa-grusu”, serta Frankie De Jong yang hanya pandai mengumpan saja, kehadiran Gundogan rasanya menjadi jawaban yang tepat.

Koneksi Dengan Lewi

Selain jadi alternatif gol, nalurinya sebagai pengumpan handal juga tetap diharapkan oleh Xavi. Terlebih, di lini depan ada seorang sahabatnya yang akan setia menunggu umpan matang darinya yakni Robert Lewandowski.

Ya, nostalgia koneksi Gundogan-Lewandowski akan menjadi salah satu kekuatan yang akan diandalkan Barca musim depan. Kenangan tiga musim meraih berbagai gelar bersama di Dortmund, serta mengantarkan Dortmund mentas di final Liga Champions 2012/13, adalah bukti chemistry yang kuat antara mereka berdua.

Kini Gundogan sudah bersiap merumput di klub yang telah mencampakan dirinya delapan tahun yang lalu. Baginya tak ada rasa menyesal sekalipun. Meskipun dari sudut pandang Barcelona, mendatangkan Gundogan jadi semacam menelan ludah sendiri. Tapi bagi Gundogan, ini adalah mimpi yang akhirnya terwujud. Baginya, ini adalah perjalanan karir baru yang tak akan disia-siakan.

Sumber Referensi : sport.es, mundodeportivo, transfermarkt, sport.es, barcauniversal, barcabuzz, barcablaugranes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *