
Begini Jika Semua Pemain Keturunan Mau Bela Timnas Indonesia
admin
- 0
Tokoh anime bajak laut paling terkenal, yakni Monkey D. Luffy pernah berkata, “Jika mimpimu belum ditertawakan orang lain, berarti mimpimu masih kecil.“ Kalimat legendaris itu kini sedang diresapi betul oleh punggawa Timnas Indonesia yang sedang bermimpi bisa mengukir sejarah di Piala Asia 2023.
Tergabung ke dalam Grup D bersama Jepang, Irak, dan Vietnam, Indonesia berikhtiar untuk memperkuat diri. Tak hanya soal taktikal, Indonesia juga berusaha menambah kekuatan dengan mendatangkan pemain-pemain naturalisasi. Sayangnya, tak semua pemain keturunan bisa dan mau membela Indonesia. Andai semua pemain tersedia, kira-kira beginilah skuad Timnas Indonesia dengan formasi 3-5-2.
Penjaga Gawang
Tanpa merendahkan kualitas pemain-pemain lokal, Indonesia memiliki banyak pemain keturunan yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di sektor penjaga gawang, ada kiper baru Inter, Emil Audero Mulyadi.
Kalian pasti sudah tak asing dengan pemain yang satu ini. Pemain kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat itu sudah lama dikaitkan dengan Timnas Indonesia. PSSI pun sudah beberapa kali menawarkan naturalisasi, mengingat kemungkinan Emil untuk membela Timnas Italia sangatlah kecil.
Namun, mantan pemain Juventus itu belum juga mengiyakan tawaran tersebut. Tapi sang ayah baru-baru ini memberikan lampu hijau kepada PSSI. Ia tidak menutup kemungkinan untuk mengizinkan anaknya menjadi WNI karena percaya dengan kiprah Erick Thohir yang dinilai lebih serius dalam mengurusi sepakbola.
Emil sendiri merupakan kiper shoot stopper. Meski bukan tergolong kiper modern, Emil tetap piawai membaca permainan. Ia bahkan cakap dalam memotong umpan silang. Selain Emil, kiper Panathinaikos B, Cyrus Margono juga bisa mengisi posisi kiper. Dari namanya saja sudah sangat Indonesia sekali.
Margono merupakan pemain berdarah Amerika Serikat dan Indonesia. Pemain berusia 21 tahun itu dikabarkan tak perlu dinaturalisasi karena sudah memiliki paspor Indonesia. Tinggal nanti Margono mau pilih mana antara Indonesia atau Amerika.
Jika memilih Indonesia, menurut Tenaga Ahli Kemenpora Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamedan, Margono mesti melepas kewarganegaraan Amerika sebab Indonesia hanya membolehkan warganya memiliki satu kewarganegaraan saja.
Trio Bek Tengah
Di sektor bek, Skuad Garuda akan menggunakan skema tiga bek. Pemain yang dinilai cocok untuk mengisi posisi ini adalah Jordi Amat, Elkan Baggot, dan Jay Idzes. Untuk dua nama awal, mereka sudah mengantongi kewarganegaraan Indonesia. Elkan dan Amat bahkan sudah tampil di berbagai ajang Internasional bersama Indonesia.
Sedangkan Jay Idzes proses naturalisasinya sedang berjalan. PSSI memperkirakan proses tersebut bakal rampung awal tahun 2024 agar pemain keturunan Betawi itu bisa memperkuat Indonesia di Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Jordi Amat akan jadi pemimpin di trio ini. Selain jadi yang paling tua, ia adalah bek tengah yang kaya akan pengalaman. Ia bahkan pernah bermain melawan para penyerang papan atas macam Wayne Rooney dan Lionel Messi. Ketenangannya dalam menguasai bola akan sangat berguna saat melakukan build up.
Sedangkan Idzes yang memiliki postur tinggi kekar bakal jadi tambahan yang sempurna guna membangun tembok yang kokoh di depan Emil Audero. Bayangkan saja jika trio ini mengawal pertahanan Timnas Indonesia, penyerang sekelas Ayase Ueda atau Kyogo Furuhashi pun bakal frustrasi dibuatnya.
Full Back
Sementara full back yang akan berdiri sejajar dengan para gelandang akan diisi oleh Kevin Diks di sisi kanan dan Shayne Pattynama di kiri. Khusus Pattynama, ia sudah mengantongi kewarganegaraan Indonesia sejak awal tahun 2023. Pengambilan sumpah WNI Pattynama dilangsungkan pada Januari kemarin. Namun, ia baru mencatatkan debutnya saat Indonesia menjamu Argentina Juni lalu.
Nah, kalau Kevin Diks lain cerita. Pemain yang punya garis keturunan Maluku itu sebetulnya bersedia untuk membela Timnas Indonesia. Namun, Kevin yang masih memegang kewarganegaraan Belanda tak mendapat restu dari orang tuanya.
Itu karena Indonesia hanya mengenal paspor tunggal, bukan dwi-kewarganegaraan seperti Belanda. Orang tua Kevin merasa lebih baik mempertahankan kewarganegaraan Belanda karena masih berkarir di Eropa. Prosesnya pun batal meski Kevin sudah melakukan pertemuan khusus dengan anggota Exco PSSI, Hasani Abdulgani.
Padahal kalau bisa dinaturalisasi, Kevin bakal jadi tambahan kekuatan yang luar biasa bagi Indonesia. Meski berposisi sebagai bek kanan, kecepatan dan naluri menyerangnya sangat baik. Ia juga tergolong pemain versatile karena bisa bermain di segala pos lini bertahan. Untuk kedalaman skuad di tengah padatnya agenda internasional, pemain seperti Kevin sangatlah penting.
Gelandang
Di sektor gelandang, Indonesia memiliki banyak nama yang sudah dan bisa saja dinaturalisasi. Namun, dari berbagai nama tersebut yang layak untuk masuk ke skuad ini adalah Marc Klok dan Sandy Walsh. Keduanya akan memainkan peran sebagai gelandang bertahan sekaligus pengatur tempo permainan.
Meski sempat terkendala dalam membuktikan garis keturunan, Marc Klok akhirnya bisa menjadi bagian penting dalam skema Shin Tae-yong. Sedangkan Sandy Walsh baru mengantongi kewarganegaraan Indonesia di akhir tahun 2022. Padahal sang pemain udah ngebet banget buat main di Timnas Indonesia sejak beberapa tahun lalu.
Sandy Walsh sebetulnya merupakan bek kanan. Tapi, ia bisa bermain di posisi gelandang. Kemampuan bertahan Sandy yang dipadukan dengan umpan-umpan berkualitas dari Klok, lini tengah Indonesia akan lebih solid. Klok juga tak perlu khawatir apabila maju membantu lini serang karena di belakang sudah ada Sandy.
Untuk melengkapi trio lini tengah, kita butuh gelandang yang memiliki naluri menyerang yang cukup baik. Dan itu ada dalam diri Tijjani Reijnders. Pemain yang memiliki darah Indonesia dari ibunya itu merupakan gelandang dengan atribut lengkap. Tijjani cerdas saat menguasai bola maupun tidak. Kombinasi umpan satu-dua di ruang sempit adalah favoritnya.
Sayangnya, ketika PSSI datang untuk menawarkan naturalisasi, Tijjani menolak. Ia merasa terhormat diberi kesempatan untuk membela Timnas Indonesia, tapi di sisi lain ia masih yakin bisa menembus skuad utama Timnas Belanda.
Setelah menolak pinangan Indonesia karir Tijjani kian melejit. Musim panas kemarin ia baru merampungkan kepindahan dari AZ Alkmaar ke AC Milan dan dipanggil ke skuad De Oranje. Untuk menjaga kedalaman skuad, kita masih mempunyai gelandang muda berbakat, Ivar Jenner. Meski usianya masih 19 tahun, kepiawaiannya dalam mengatur serangan sudah teruji di ajang Kualifikasi Piala Asia 2023 kontra Chinese Taipei kemarin.
Striker
Untuk mengisi lini depan, skuad dream team ini akan menggunakan dua penyerang. Salah satu pemain yang sudah mengantongi kewarganegaraan Indonesia adalah punggawa ADO Den Haag, Rafael Struick. Pemain berusia 20 tahun itu dikenal pekerja keras dan kreatif. Daya jelajahnya luas dan kemampuan menggiring bolanya cukup bagus.
Kemampuannya itu sangat cocok dengan skema high press yang kerap digunakan Shin Tae-yong. Akan lebih sempurna apabila dirinya diduetkan dengan penyerang cepat lain macam Ragnar Oratmangoen. Pemain Fortuna Sittard ini sempat ditawari kewarganegaraan Indonesia oleh PSSI.
Ragnar memang menjadi salah satu pemain yang direkomendasikan Shin Tae-yong kepada PSSI untuk dinaturalisasi. Tapi, entah mengapa Coach Shin berubah pikiran dan akhirnya memfokuskan proses naturalisasi kepada Kevin Diks yang akhirnya pun gagal pula. Kabarnya, Oratmangoen masih memiliki hasrat untuk membela Timnas Indonesia. Tapi belum ada update lagi dari PSSI. Dengan skuad begini sih, Indonesia auto jadi macan Asia.
Sumber: Bola, CNN, Old Juve, Sempre Milan