• December 11, 2023

Bagaimana Peran Sponsor Membentuk Sepakbola Modern di Liga Inggris?

Jangan sepelekan peran sponsor dalam sepakbola. Peran sponsor sekarang tak bisa dihindarkan dari perkembangan sepakbola modern. Hal ini menjadi sebuah tonggak penting bagi komersialisasi olahraga sepak bola.

Apalagi di liga sepopuler Inggris. Peran sponsor dalam perkembangannya memiliki grafik yang pesat dan terus meningkat. Tapi sebenarnya sejak kapan sih peran sponsor itu menjadi penting bagi perkembangan industri sepakbola khususnya di Inggris?

Kettering Town

Menurut History Of Soccer, konsep kesepakatan sponsorship di Liga Inggris itu awalnya baru berkembang di tahun 70-an. Sebelum era 70-an klub-klub di Inggris masih mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket pertandingan saja.

Namun seiring masuknya sepakbola sebagai tayangan di televisi, peluang komersial sepakbola pun semakin terbuka lebar untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi klub.

Justru yang pertama kali melihat peluang tersebut adalah klub non liga bernama Kettering Town. Pada tahun 1976, klub tersebut nekat memberanikan diri menampilkan perusahaan yang dimilikinya yakni Kettering Tyres di jersey mereka.

Liverpool dan MU

Dan ya, cara itu berhasil mendongkrak kepopuleran klub non liga tersebut. Tak heran jika klub-klub lain di Inggris kepincut dengan cara yang dilakukan Kettering Town. Bahkan nih, kemudian klub besar di divisi teratas seperti Liverpool pun berani menirunya.

Tepatnya pada tahun 1979, Liverpool mulai menjajaki kesepakatan sponsor pertama dengan perusahaan asal Jepang, Hitachi. Liverpool menjadi klub pertama di divisi teratas Liga Inggris yang menggunakan logo sponsor di jersey mereka.

Melihat The Reds sukses menerapkan strategi tersebut, klub lainnya kemudian latah. Tak terkecuali MU. Pada tahun 1985,MU mencoba meraih kesepakatan dengan pihak sponsor yang juga berasal dari Jepang, yakni Sharp Corporation.

Sponsor di Turnamen

Dalam banyak hal, profit yang dihasilkan dengan skema kerjasama sponsorship tersebut kemudian menjadi tren. Dan tak disadari pula, tren tersebut terus berkembang dan membentuk sepakbola Inggris ke arah yang lebih komersil.

Dalam perkembanganya, sudah bukan hanya klub macam MU atau Liverpool saja yang ikut-ikutan memakai sponsor. Bahkan otoritas pengelola turnamen di Inggris ikut. Seperti apa yang terjadi di era 80-an, ketika operator Piala Liga Inggris menjadikan liganya bernama Milk Cup. Milk tersebut berasal dari identitas perusahaan yang mensponsori, yakni Milk Marketing Board

Sponsor Liga

Beberapa langkah tersebut menjadi indikator nyata bagi perkembangan pesat sponsor di Liga Inggris. Apalagi di era reformasi Liga Premier pada tahun 1992. Setelah dulu ada Milk Cup, pada tahun 1993 Liga Premier Inggris mulai menjajaki kesepakatan kerjasama sponsorship. Carling sukses menjadi sponsor pertama Liga Premier Inggris dengan nilai kesepakatan yang tertera sebesar 12 juta pounds selama empat musim.

Kesepakatan tersebut membuat Liga Inggris mempunyai nilai pasar yang tinggi dan sangat menguntungkan. Tak jarang beberapa perusahaan ternama mulai antri untuk jadi partner sponsor Liga Premier setelah Carling. Barclays, sebuah perusahaan perbankan di Inggris sempat juga mensponsori Liga Premier Inggris.

Jersey Dan Merchandise

Ketika sudah sangat besar eksposur dunia terhadap Liga Premier Inggris, kemudian hal lain ikut terkena imbasnya. Diantaranya penjualan jersey dan merchandise klub. Nah, maka dari itu, para sponsor kemudian berlomba-lomba menciptakan logo dan desain yang menarik agar laku.

Pendapatan yang diraih dari penjualan jersey Liga Premier cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik itu klub maupun pihak sponsornya. Maka tak heran jika penjualan beberapa atribut klub termasuk jersey, mulai menjadi sumber ekonomi baru bagi para klub maupun pihak sponsor.

Stadion

Kemudian tak mandek di jersey, pihak sponsor mengincar peluang ekonomi lain. Jawabannya adalah stadion atau markas dari sebuah klub. Ya, penamaan stadion dianggap bagi sebagian sponsor sangat menguntungkan karena merupakan bagian dari sebuah kebanggaan dari para fans.

Misal saja perusahaan Emirates yang menyuntikan dana besar guna membiayai pembangunan stadion baru Arsenal bernama Emirates Stadium. Atau juga taipan Abu Dhabi lewat perusahaannya Etihad, berinvestasi di Manchester City dengan mengubah nama stadion mereka menjadi Etihad Stadium.

Fenomena tersebut ternyata tak hanya terjadi di klub-klub besar saja lho, klub kecil pun kalau dianggap menguntungkan, pasti akan diincar. Misal Leicester City, mereka punya stadion dengan nama King Power Stadium. Sebuah identitas dari perusahaan Thailand yang punya Leicester. Atau ada juga Bournemouth yang mempunyai stadion bernama Vitality Stadium, sebuah identitas dari perusahaan yang dipunyai pemilik Bournemouth.

Perkembangan dan Dampak

Lalu apa sih dampak lain dari sponsorship selain dari sekadar nambah cuan? Dana segar yang digelontorkan dari sebuah kesepakatan biasanya digunakan klub untuk membangun infrastruktur penunjang, membiayai pembinaan pemain usia muda, maupun untuk membeli beberapa pemain top yang dibutuhkan.

Tentu kalau semua aspek tersebut terpenuhi dan berhasil, pasti akan berkorelasi pada lahirnya prestasi. Kalau sudah berprestasi, otomatis pendapatan klub akan tambah meningkat, sekaligus juga eksposur bagi si sponsor juga meningkat.

Ya, peran sponsor secara tidak sadar telah membawa sepakbola Inggris menjadi liga terpopuler nomor satu di dunia. Jangkauannya telah menyebar di seluruh pelosok dunia. Bahkan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, dan Thailand tak mau ketinggalan kesempatan menjajaki kesepakatan dengan klub di Liga Inggris. Contohnya saja King Power, Garuda Indonesia, maupun Air Asia.

Tur Pra Musim

Pasar Asia yang notabene seksi dimanfaatkan betul oleh pihak klub dan sponsor untuk dijadikan komoditi ekonomi baru bagi mereka. Maka dari itu, marak tren laga tur pramusim yang diselenggarakan di negara-negara Asia seperti Jepang, Korea, Cina, maupun negara di Asia Tenggara. Ya, beberapa negara tersebut tak dipungkiri mayoritas penduduknya gila bola, jadi cocok dijadikan makanan empuk bagi kepentingan sponsor maupun klub.

Tak hanya di Asia saja sebenarnya, klub di Liga Inggris dan sponsornya juga mengincar pasar Amerika yang juga tak kalah seksi. Tak jarang turnamen dan laga-laga tertentu dihelat di Amerika. Misal saja Premier League Series yang baru saja diadakan di pramusim 2023/24 ini.

Prospek Masa Depan

Nah, lalu apa lagi prospek kesepakatan sponsorship di dunia yang semakin canggih ini? Ketika raksasa teknologi seperti Amazon dan Google memperluas jejak mereka di bidang penyiaran olahraga, maka beberapa perusahaan lain juga mulai mengantisipasinya.

Bisa jadi sepakbola ke depan tak hanya perusahaan konvensional lagi yang bersaing, melainkan juga perusahaan platform online yang mulai menyeruak pamornya. Meningkatnya mata uang kripto misalnya, kini sudah mulai merambah ke dunia sponsorship di Liga Inggris.

Kesepakatan dengan uang digital seperti Bitcoin maupun Dogecoin, sudah terjadi di Watford. The Hornets menyepakati sponsor uang digital tersebut dengan nilai 700 ribu pounds per tahun. Logo sponsor Bitcoin dan Dogecoin tersebut terpampang nyata di lengan jersey mereka.

Ya, perkembangan sponsorship di Liga Inggris saat ini sudah sangat pesat. Kalau uang digital saja sudah merambah sponsor, bukan tidak mungkin nanti perusahaan teknologi canggih lain seperti AI, juga akan meramaikan dunia sponsorship di Liga Inggris.

Sumber Referensi : footheball, historyofsoccer, breakingthelines, theguardian, theathletic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *